Program
Studi Aqidah dan Filsafat Islam (Prodi AFI) UIN Alauddin Makassar melaksanakan
Kuliah Tamu pada selasa, 24 Januari 2023. Kegiatan ini berlangsung di ruang Lecture
Teathre (LT) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Kuliah Tamu ini mengambil tema
“Literasi Digital dalam Narasi Keagamaan”.
Hadir
sebagai narasumber dalam Kuliah Tamu ini, yakni Dr. H. Saprillah Syahrir, M.Si. (Kepala
Balai Litbang Agama Makassar). Kegiatan yang dimoderatori oleh
Dr. Andi Nurbaethy, MA. (Dosen
Prodi AFI) berlangsung dengan penuh antusias oleh para peserta, yang tidak
hanya terdiri dari civitas akademika Prodi AFI, namun juga dari prodi lain,
baik dalam internal fakultas Ushuluddin dan Filsafat, maupun dari luar fakultas
Ushuluddin dan Filsafat.
Ketua
Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan
Kuliah Tamu ini, mengungkapkan bahwa literasi digital dalam konteks hari ini
sudah sangat penting, khususnya bagi para akademisi, termasuk para mahasiswa
yang terlibat langsung dalam diskursus keagamaan di media sosial. “Kegiatan
hari ini adalah salah satu upaya kita agar generasi muda, khususnya yang ada di
kampus, lebih melek digital. Tujuannya agar generasi muda ini dapat memahami
narasi-narasi keagamaan yang berseliweran di dunia maya”, sambut pria yang
akrab disapa Memet ini.
Dalam
Kuliah Tamu ini, narasumber mengungkapkan bahwa pengetahuan kita, baik agama
maupun pengetahuan lainnya, telah didikte oleh kuasa algoritma dalam media
sosial. Mau atau tidak mau, kita sebagai pengguna media sosial, pasti akan
menerima hal tersebut sebagai sebuah kebenaran, jika setiap saat kita
terkontaminasi oleh konten-konten yang bermunculan di beranda dunia maya kita. "Pemikiran kita tidak murni
lagi dipengaruhi oleh pengetahuan, tapi dipengaruhi oleh algoritma media
digital", ungkap pria yang biasa disapa dengan Pepi ini.
Selain
itu, sambung narasumber, dalam era digital saat ini, logika beragama kita lebih
didomiasi oleh informasi-informasi yang berseliweran di sekitar kita, tanpa bis
akita verifikasi atau falsifikasi kebenarannya. Hal ini dengan sendirinya
kemudian mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan kita atas suatu hal. "Kepercayaan kita pada apa
yang kita yakini seringkali terabaikan karena logika dominatif yang merasuki
dan berseliweran di sekitar kita", pungkas ketua
Lakpesdam PWNU Sulawesi Selatan ini. (abg)