Pertanyaan
yang sering timbul dalam benak orang – orang ketika mendengar jurusan Aqidah
Filsafat Islam, “Lulusan Aqidah dan
Filsafat
Islam Jenjang Karirnya mau kemana sih” ? So, ini terdengar seperti memberikan
kasta dalam dunia perkuliahan, khususnya terhadap program studi Aqidah Filsafat
dan Islam atau bisa
disingkat AFI. Hay,
saya Kurniawati dari Jurusan Aqidah Filsafat Islam. Sering dapat pertanyaan
diatas ? yaa tentu saja.
Hal
di atas
merupakan pengalaman yang sering ditanyakan kepada mereka yang berkuliah dengan
Jurusan Aqidah Filsafat, stigma mengenai Jurusan dapat menentukan kesuksesan
seseorang di Indonesia masih sangat berlaku, masyarakat masih memberi label
bahwa kuliah di Jurusan yang memiliki banyak praktek daripada teori akan lebih
sukses dibanding orang – orang yang memilih berkualiah dengan jurusan teori
termasuk Jurusan Aqidah Filsafat Islam.
Masih
banyak orang yang belum tahu sekeren dan sekece apa sih Jurusan Aqidah Filsafat
Islam. Sebelum akhirnya saya sendiri memutuskan untuk menjalani Jurusan
tersebut, saya memiliki cara berfikir yang sama dengan orang kebanyakan, tapi
setelah masuk dan menjalani Jurusan Aqidah Filsafat Islam, sedikit kaget
ternyata Jurusan Aqidah Filsafat Islam, I like finding treasure, why?
Aqidah
Filsafat Islam bukan hanya sekedar belajar teori tanpa memliki pengaplikasian
dalam hidup banyak sekali yang dapat didapatkan dari Jurusan Aqidah Filsafat
Islam,
Pertama,
kemampuan Critical Thinking, so critical
thinking adalah kemampuan berfikir secara
kritis, berfikir kritis berbeda dengan cara berfikir biasa, karena dalam
berfikir kritis mengharuskan kita melibatkan kemampuan anilisis, observasi dan
pengambilan keputusan secara rasional. Basic
untuk dapat berfikir kritis adalah memiliki keinginan untuk bertanya dan rasa
penasaran yang besar, dalam Jurusan Aqidah Filsafat, kita akan selalu dilatih dan
dipaksa untuk dapat berfikir Kritis, contoh mata kuliah mata Kuliah Aqidah
Filsafat Islam yang mengharuskan kita dalam berfikir kritis adalah, Filsafat
Hukum Islam.
Kedua,
Berfikir secara Sistematis, berfikir secara sistematis artinya kita berfikir
sesuai dengan runtutan yang seharusnya, jadi cara berfikir sistematis
diibaratkan sebagai suatu membangun sebuah bangunan yang kokoh, agar bangunan
tersebut dapat berdiri kokoh maka diperlukan fondasi yang kuat terlebih dahulu,
dalam Jurusan Aqidah Filsafat Islam kita diharuskan untuk berfikir sistematis
contoh mata kuliah adalah Ilmu Mantiq.
Ketiga,
Kemampuan Berfikir secara Komprehensif, so apa berfikir secara komprehensif
adalah kemampuaan untuk dapat berfikir secara menyeluruh, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, komprehensif artinya, mempunyai dan memperlihatkan wawasan
luas. Nah secara timbul pertanyaan kok bisa? Iya,
karena yang menjadi pendekatan dari jurusan Aqidah Filsafat Islam
itu adalah Epistemologi, Ontologi, dan Aksiologi dan saling terkait satu sama
lain.
Epistemologi,
dalam bahasa Yunani, Episteme artinya pengetahuan, dan logos
artinya ilmu, yang dalam pengertiannya, bagaimana memperoleh pengetahuan. Ontologi,
dalam bahasa Yunani Onto artinya yang ada, dan logos artinya
ilmu, maka dapat dikatakan bahwa Ontologi lebih mempertanyakan esensi dari pengetahuan.
Dan terakhir Aksiologi, dalam bahasa Yunani Aksio artinya nilai, dan logos
artinya ilmu, jadi jika diartikan apa nilai dari pengetahuan tersebut.
Jika
dikaji lebih dalam sebenarnya dalam Jurusan Aqidah Filsafat lebih dari ketiga
point diatas yang sudah saya jelaskan
secara singkat , karena Jurusan Aqidah Filsafat adalah jurusan yang sangat
deeper dan berbeda dengan jurasan yang lain. Berbeda lebih baik daripada
sedikit lebih baik. Sebagai penutup saya mengutip salah satu perkataan dari
seorang Filsuf asal Prancis, Rene
Descartes,
Cogito
Ergo Sum (Aku
Berfikir Maka Aku Ada).
Setelah ini teman – teman akan dibuat benar – benar berfikir.